Minggu, 29 Agustus 2010

typhoid

LP untuk typhoid
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus : Tifus abdominalis
Masalah Utama : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
II. Proses terjadinya masalah :
Tifus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya menyerang saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan dapat terjadi gangguan kesadaran.
Kuman masuk melalui mulut sebagian kuman akan dimusnahkan di lambung oleh asam lambung
dan sebagian lagi akan masuk kedalam usus halus. Terjadi koloni kuman dalam usus yang cepat
diikuti terjadinya bakterimia, denyut nadi lambat, demam tinggi ( terutama malam hari ), kejang
perut, diare dan konstipasi. Keadaan ini yang menyebabkan gangguan pada intake makanan yang
dibutuhkan oleh tubuh
III. Etilogi :
Salmonella typhosa
IV. Patofisiologi :
Kuman masuk melalui mulut sebagian kuman akan dimusnahkan di dalam lambung dan sebagian
kuman lagi akan terus masuk ke dalam usus halus, jaringan limfoid, dan berkembang biak
menyerang villi usus halus kemudian kuman masuk keperedaran darah danmencapai sel-sel
retikulo endoteleal, hati, limfa, dan organ lain terjadi selama masa incubasi dan akan berakhir
saat sel retikuloendoteleal melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya, kemudian kuman masuk ke dalam bebrapa organ tubuh
terutama limfa, hati dan kandung empedu.
Pada minggu pertama : terjadi hiperplasia plaque peyeri ini terjadi pada kelenjar limfoid usus
halus.
Pada minggu kedua : terjadi nekrosis
Pada minggu ketiga : terjadi ulserasi plaque peyeri
Minggu ke empat : terjadi penyembuhan usus dan terjadi sikatrik, ulkus dapat menyebabkan
perdarahan sampai terjadi perforasi, sedangkan gejala pada saluran cerna disebabkan oleh
kelainan pada usus halus.
V. Manifestasi Klinis :
a. Nyeri kepala, lemah dan lesu
b. Demam tidak terlalu tinggi berlangsung selama 3 minggu, minggu pertama peningkatan suhu
tubuh berpluktuasi biasanya suhu meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Minggu
kedua suhu tubuh terus meningkat. Minggu ketiga suhu mulai turun dan dapat kembali normal
c. Gangguan pada saluran cerna ; holitosis, bibir kering dan pecah, lidah kotor ( coated tongue ),
meteorismus, mual, tidak nafsu makan, hepatomegali, splenomegali disertai dengan nyeri
perabaan
d. Penurunan kesadaran ; apatis atau somnolen
e. Bintik kemerahan pada kulit ( roseola ) akibat emboli bakteri pada kapiler kulit
f. Epistaksis

VI. Pohon masalah
Perubahan nutrisi kurang dari intoleransi aktifitas
kebutuhan
Gangguan keseimbangan

Penurunan nafsu makan Nyeri volume cairan
Tukak Hepatomegali Splenomegali Demam
Kelenjar limfoid usus halus Hati Limfa Endotoksin
Menyerang mukosa usus halus
Masuk kedalam saluran pencernaan

Salmonella typhosa
VIII. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat dan
peningkatan suhu tubuh.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
IX. Rencana intervensi

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
a. Motivasi untuk makan sedikit tapi sering
b. Sajikan makanan dalam keadaan hangat
c. Pertahankan oral hygiene
d. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
e. Timbang BB setiap 3 hari sekali
f. Kolaborasi untuk pemberian terapi

2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat dan
peningkatan suhu tubuh.
1500 ml / harisa. Anjurkan untuk minum
b. Monitor intake output
c. Monitor turgor kulit
d. Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
a. Berikan kompres hangat
b. Motivasi untuk banyak minum
c. Motivasi untuk mengurangi aktifitas ( Bedrest )
d. Kolaborasi untuk pemberian antipiretik
X. Daftar kepustakaan :
CAPERNITO LINDA JUALL, 2001, Asuhan Keperawatan, edisi 8, EGC, Jakarta,

DOENGOES MARILLYN E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke III, EGC, Jakarta
Suriadi. Yuliani, Rita. 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Sagung Seto, Jakarta
Wong, L, Donna, 2003, Pedoman Keperawatan Pediatrik, Jakarta, EGC
LP Untuk Typhoid

Tidak ada komentar: